TERMINOLOGI
Label --> Jaringan Komputer
Ada beberapa terminologi yang dikenal dalam sistem komunikasi maupun jaringan, yaitu :
- Node : Node biasanya diasumsikan sebagai terminalk/workstation
- Dumb Terminal : Adalah terminal yang hanya terdiri dari VDU (Video Display Unit) dan keyboard. Terminal ini tidak memiliki unit pengolah (CPU) sendiri. Pengolahan dilakukan pada computer central(Host)
- Intellligent Terminal : Adalah terminal yang terdiri dari CPU (Central Processing Unit), VDU, dan Keyboard. Terminal ini memiliki CPU sendiri.
- Virtual : Makna dari virtual adalah sesuatu yang sebenarnya tidak ada, tetapi terlihat. Misalnya virtual drive. Benda tersebut sebenarnya ridak ada secara fisik, tetapi tersedia.
- Transparent : Makna dari transparent adalah kebalikan dari virtual, yaitu sesuatu yang sebenarya ada namun tidak terlihat. Sebagai contoh adalah transparent proxy, pengguna seolah – olah seperti tidak menggunakan proxy, namun sebenarnya menggunakan proxy
- Physical : Makna dari physical adalah sesuatu yang dapat dilihat dan disentuh/diraba. Misalnya harddisk, floppy disk, dan lain sebagainya
- Logical : Makna dari logical adalah sesuatu yang dapat dilihat, tapi tidak dapat disentuh/diraba
- Centralized Processing : Adalah suatu system pengolahan data, yang mana pengaturan seluruh anggota system dilakukan oleh pengendali pusat. Contoh pada computer kelas mini dan mainframe
- Distributed Processing : Adlah suatu system pengolahan data, yang mana pengolahan data tersebut dilakukan pada masing-masing terminal yang diatur oleh server
- Card Adapter : Adalah suatu kartu antarmuka yang terpasang apada masing-masing terminal agar dapat terjadi omunikasi antar terminal tersebut. Pada LAN, card adapter biasa disebut NIC (Network Interface Card)
- Host : Adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pengendali utama suatu jaringan dimana semua proses pengolahan data berlangsung. Pada umumnya, host merupakan computer kelas mini atau mainframe
- Server : Adalah seuatu alat yang berfungsi sebagai terminal-termnal yang terhubung dengannya. Server tidak melakukan pengolahan data. Tugasnya mengarah kepada manajemen jaringan dan penyediaan sumber daya
- Workstation : Adalah seuatu alat yang berfungsi sebagai terminal pemakai yang terhubung server.Workstation merupakan Inteleigent Terminal yang dapat mengolah datanya sendiri karena dilengkapi dengan CPU sendiri
- Routing : Adalah pengaturan rute antar node dalam jaringan computer. Routing dapat dikelompokan ke dalam 2 jenis, yaitu:
- Routing Statis, yaitu pengiriman data melalui rute yang telah ditentukan
- Routing Dinamis, yaitu pengiriman data dapat dilakukan melalui rute selain yang telah ditetapkan
- Repeater : Adalah suatu alat yang berfungsi untuk memperkuat sinyal
- Bridge : Adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah LAN yang mempunyai perbedaan pada lapisan OSI I dan II. Misalnya LAN dengan Ethernet akan dihubungkan dengan LAN yang menggunakan metode Token Bus.
- Router : Adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah jaringan yang memiliki perbedaan pada lapisan OSI I, II, dan III. Misalnya LAN dengan Netware akan dihubungkan dengan jaringan yang menggunakan UNIX.
- Brouter : Adalah suatu perangkat yang merupakan penggabungan antara Brigde dan Router. Perangkat tersebut dapat berfungsisebagai brigde maupun sebagai router.
- Gateway : Adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah jaringan yang memiliki perbedaan pada seluruh lapisan OSI. Misalnya jaringan dengan arsitektur SNA (System Network Architecture) akan dihubungkan dengan jaringan yang menggunakan arsitektur DNA (Digital Network Architecture).
Model Referensi OSI
Untuk menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor komputer, diperlukan sebuah aturan baku yang standar dan disetujui berbagai fihak. Seperti halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk berkomunikasi memerlukan penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah pihak. Dalam dunia komputer dan telekomunikasi interpreter identik dengan protokol. Untuk itu maka badan dunia yang menangani masalah standarisasi ISO (International Standardization Organization) membuat aturan baku yang dikenal dengan nama model referensi OSI (Open System Interconnection). Dengan demikian diharapkan semua vendor perangkat telekomunikasi haruslah berpedoman dengan model referensi ini dalam mengembangkan protokolnya. Berikut deskripsi Model referensi OSI:
- Sebuah Model Layer
- Setiap layer melakukan sekumpulan fungsi tertentu untuk mensukseskan komunikasi data
- Setiap layer bergantung pada layer yang ada di bawahnya untuk melakukan fungsinya
- Setiap layer akan mendukung operasi lapisan yang berada di atasnya
- Implementasi pada setiap lapis seharusnya tidak bergantung pada lapisan lainnya
ISO (International Standard Organization) mengajukan struktur dan fungsi protocol komunikasi data. Model tersebut dikenal sebagai OSI (Open System Interconnected) Reference Model.
Terdiri atas 7 layer (lapisan) yang mendefinisikan fungsi. Untuk tiap layernya dapat terdiri atas sejumlah protocol yang berbeda, masing-masing menyediakan pelayanan yang sesuai dengan fungsi layer tersebut.
Ke-7 layer bekerja dari layer teratas menuju kebawah bawah sesuai urutan : aplication, presentation, session, transport, network, data-link, dan physical. Ke-7 layer tersebut disusun berdasarkan lima prinsip yang harus diikuti untuk menentukan layer dalam komunikasi, yaitu :
- Layer dibuat jika ketika diperlukan pemisahan level yang secara teori diperlukan.
- Masing-masing layer memiliki fungsi yang jelas.
- Setiap fungsi dari masing-masing layer telah ditentukan agar sesuai dengan standar protokol secara internasional.
- Batas kedua layer telah ditentukan untuk mengurangi informasi menerobos antarmuka layer.
- Setiap layer ditentukan dengan jelas fungsinya, tetapi jumlah layer sebaiknya sekecil mungkin untuk menghindari arsitektur yang luas.
Secara sederhana ketujuh lapis model OSI dapat digambarkan pada gambar di atas, dan ilustrasi mengeni lingkungan OSI dapat dilihat pada gambar dibawah.
Model OSI disusun atas 7 lapisan; fisik (lapisan 1), data link (lapisan 2), network (lapisan 3), transport (lapisan 4), session (lapisan 5), presentasi (lapisan 6) dan aplikasi (lapisan 7). Pada Gambar 3.3, Anda dapat juga melihat bagaimana setiap lapisan terlibat pada proses pengiriman pesan/message dari Device A ke Device B. Terlihat bahwa perjalanan message dari A ke B melewati banyak intermediasi node. Intermediasi node ini biasanya hanya melibatkan tiga lapisan pertama model OSI saja.
Jadi dengan demikian para disainer hardware dan jaringan dapat lebih paham dan flexibel dalam membuat suatu sistem sehingga fungsi setiap mesin dapat ber-interoperasi (interoperbility) satu sama lain.
Setiap mesin/komputer hanya dapat memanfaatkan service lapisan yang terdapat tepat di lapisan bawahnya. Contoh: Lapisan 3 menggunakan service yang disediakan oleh lapisan 2 dan menyediakan service untuk lapisan 4.
Proses peer-to-peer
Bila dua mesin/komputer berinteraksi melakukan proses harus mematuhi aturan dan konvensi yang disebut protokol. Proses yang terjadi pada setiap mesin pada lapisan tertentu disebut peer-to-peer processes (proses peer-to-peer). Jadi dengan demikian jika 2 mesin akan dapat berkomunikasi jika pada lapisan tertentu menggunakan protokol yang sama. Dilihat pada gambar 3.3, message atau pesan yang dikirim oleh device A menuju device B harus melalui lapisan-lapisan yang paling atas menuju lapisan bawah berikutnya sampai lapisan terbawah kemudian kembali menuju lapisan yang lebih tinggi dan seterusnya melewati lapisan tepat diatasnya. Pesan-pesan yang dikirim adalah berupa informasi yang dibentuk dalam paketpaket di mana pada layer tepat di bawahnya informasi tersebut “dibungkus”. Jadi pada sisi penerima informasi yang sampai berupa paket-paket yang telah “dibuka” bungkusannya dan direkonstruksi kembali.
Antarmuka antara lapisan terdekat
Pada saat pengiriman dan penerimaan pesan, lapisan memerlukan antarmuka dengan lapisan atas dan bawahnya yang berdekatan. Sepanjang sebuah lapisan menyediakan layanan yang dimaksud pada layer tepat di atas atau di bawahnya, dapat diimplementasikan fungsi yang termodifikasi atau diganti tanpa memerlukan perubahan di seluruh lapisan.
Pengorganisasian lapisan
Tujuh lapisan yang telah dijelaskan dapat dibagi menjadi 3 sub-kelompok (subgroups). Lapisan 1, 2 dan 3 adalah network support layer (lapisan-lapisan pendukung jaringan). Lapisan 5, 6 dan 7 merupakan user support layer (lapisan-lapisan pendukung pengguna). Lapisan 4 adalah transport layer, yang maksudnya adalah lapisan yang menghubungkan 2 subgroup sehingga lapisan user support layer dapat “mengerti” pesan yang dikirim network support layer.
MODEL REFERENSI TCP/IP
Protokol TCP/IP hanya dibuat atas lima lapisan saja: physical, data link, network, transport dan application. Hanya lapisan aplikasi pada TCP/IP mencakupi tiga lapisan OSI teratas.
Khusus layer keempat, Protokol TCP/IP mendefinisikan 2 buah protokol yakni Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol Protocol (UDP). Sementara itu pada lapisan ketiga, TCP/IP mendefiniskan sebagai Internetworking Protocol (IP), namun ada beberapa protokol lain yang mendukung pergerakan data pada lapisan ini.
1.Physical layer
mendefinisikan protokol yang spesifik. Artinya TCP/IP mendukung semua standar dan proprietary protokol lain. Pada lapisan ini ditentukan karakteristik media transmisi, rata-rata pensinyalan, serta skema pengkodean sinyal dan sarana sistem pengiriman data ke device yang terhubung ke network.
2.Data Link Layer. Berkaitan dengan logical-interface diantara satu ujung sistem dan jaringan dan melakukan fragmentasi atau defragmentasi datagram.
3.Network Layer Internet Protocol (IP). Berkaitan dengan routing data dari sumber ke tujuan. Pelayanan pengiriman paket elementer. Definisikan datagram (jika alamat tujuan tidak dalam jaringan lokal, diberi gateway = device yang menswitch paket antara jaringan fisik yang beda; memutuskan gateway yang digunakan). Pada lapisan ini TCP/IP mendukung IP dan didukung oleh protokol lain yaitu RARP, ICMP, ARP dan IGMP.
Internetworking Protocol (IP) Adalah mekanisme transmisi yang digunakan oleh TCP/IP. IP disebut juga unreliable dan connectionless datagram protocol-a besteffort delivery service.
· Address Resolution Protocol (ARP) ARP digunakan untuk menyesuaikan alamat IP dengan alamatfisik (Physical address).
· Reverse Address Resolution Protocol (RARP) RARP membolehkan host menemukan alamat IP nya jika dia sudah tahu alamat fiskinya.
· Internet Control Message Protocol (ICMP) ICMP adalah suatu mekanisme yang digunakan oleh sejumlah host dan gateway untuk mengirim notifikasi datagram yang mengalami masalah kepada host pengirim.Internet
· Group Message Protocol (IGMP) IGMP digunakan untuk memfasilitasi transmisi message yang simultan kepasa kelompok/group penerima.
4.Transport Layer. Pada lapisan ini terbagi menjadi dua, UDP dan TCP :
- User Datagram Protocol (UDP) UDP adalah protokol process-to-process yang menambahakan hanya alamat port, check-sum error control, dan panjang informasi data dari lapisan di atasnya. (Connectionless)
- Transmission Control Protocol (TCP) TCP menyediakan layanan penuh lapisan transpor untuk aplikasi. TCP juga dikatakan protokol transport untuk stream yang reliabel.
5.Application Layer. Layer dalam TCP/IP adalah kombinasi lapisan-lapisan session, presentation dan application pada OSI yang menyediakan komunikasi diantara proses atau aplikasi-aplikasi pada host yang berbeda: telnet, ftp, http, dll.
User Datagram Protocol (UDP)
UDP adalah protokol transport yang digunakan secara luas pada lapisan di atas IP. Seperti TCP, UDP menggunakan port dan menyediakan konektivitas end-to-end antara aplikasi client dan server. UDP merupakan protokol yang kecil dan efisien. Tetapi, berbeda dengan TCP, UDP tidak menjamin pengiriman – aplikasi harus mengimplementasikan mekanisme error recovery-nya sendiri — jika memerlukan mekanisme tersebut.
Header Datagram IP
Panjang header bisa antara 20 sampai 60 byte. Header ini memuat informasi yang penting sekali untuk keperluan routing dan pengiriman. Berikut penjelasan tentang isi daripada header:
1.Version Number, Field Version mengawasi versi protokol pada datagram.
2.Panjang Header. Panjang header ditentukan oleh field yang ada pada header yaitu IHL, panjang header itu sendiri mengikuti dari panjang IHL, yaitu 32 bit words.
3. Flag. Flag diperlukan untuk menjaga agar fragment datagram tetap utuh ( tidak terpotong-potong ) dan memberikan tanda bahwa fragment datagram telah tiba.
4. Fragment Offset. Untuk memberitahukan di antara datagram mana yang ada pada saat itu yang memiliki fragment yang bersangkutan. Seluruh fragment kecuali yang terakhir di dalam datagram harus merupakan perkalian 8 byte, yaitu satuan fragment elementer.
5. Transport Protocol. Field ini berisi 8 bit yang mendefinisikan lapisan protokol di atasnya menggunakan layanan lapisan IP.
6. Header Checksum. Hanya melakukan verifikasi terhadap header saja. Checksum ini sangat berguna untuk mendeteksi error yang dihasilkan oleh memory yang buruk di dalam router.
7. Source Address dan Destinasion Address. Menandai nomor jaringan dan nomor host. Source address 32 bit berisi informasi alamat IP dari host pengirim. Destination address 32 bit yang berisi informasi alamat IP tujuan.
8.Option. Header datagram IP mempunyai panjang yang tetap yakni 20 byte. Sedangkan panjang header yang variabel adalah 40 byte.
Protocol Data Unit TCP
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, TCP harus berkomunikasi dengan IP pada lapisan di bawahnya (dengan menggunakan metode IP yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya) dan aplikasi pada layer di atasnya (menggunakan ULP TCP).. TCP juga harus berkomunikasi dengan implementasi TCP lainnya dalam jaringan. Untuk melakukan ini, digunakan protocol data unit (PDU), yang telak kita sebut sebagai segman TCP. Layout PDU TCP (biasanya disebut sebagai header) direpresentasikan pada gambar berikut
Bidang-bidang tersebut adalah sebagai berikut:
- Source port : field 16-bit yang mengidentifikasi pemakai lokal TCP (biasanya sebuah aplikasi upper layer).
- Destination port : field 16-bit yang mengidentifikasi mesin remote pemakai TCP.
- Sequence number : nomor yang menandakan posisi blok di dalam message secara keseluruhan. Nomor ini juga digunakan antara dua implementasi TCP untuk menyediakan initial sequence number (ISS) yang dikirim.
- Acknowledgement number : nomor yang menandai nomor urutan yang berikutnya yang diperlukan. Dengan kata lain, sequence number ini merupakan sequence number data tarakhir yang dikirim kemudian ditambah 1 kemudian dikirim kembali ke mesin pengirim.
- Data offset : 32-bit word yang ada di dalam header TCP. Field ini digunakan untuk mengidentifikasi awal field data.
- Reserved : field 6-bit digunakan untuk kebutuhan mendatang. Keenam bit harus di-set menjadi 0.
- Urg flag : jika on (nilainya 1), menunjukkan bahwa field urgent pointer significant.
- ACK flag : jika on, menunjukkan bahwa field ACK significant.
- Psh flag : jika on, menunjukkan bahwa fungsi push akan dilakukan.
- Rst flag : jika on, menunjukkan bahwa koneksi akan reset.
- Syn flag : jika on, menunjukkan bahwa sequence number akan disinkronisasi. Flag ini digunakan ketika koneksi sedang ditetapkan.
- Fin flag : jika on, menunjukkan bahwa pengirim tidak punya lagi data untuk dikirimkan. Ini merupakan pesan bahwa komunikasi akan diakhiri.
- Window : sebuah angkan yang menunjukkan banyaknya blok data yang dapat diterima oleh mesin penerima.
- Checksum : dihitung dengan mengambil 16-bit satu komplemen dari penjumlahan satu komplemen dari 16-bit word dalam header (termasuk pseudo-header) dan teks. (diperlukan suatu proses yang agak panjang untuk mencocokkan checksum dengan baik dengan header).
- Urgent pointer : digunakan jika URG Flag set, ini menandakan porsi message data yang urgent dengan membuat spesifikasi offset dari sequence number dalam header.
- Option: sama dengan header option pada IP, field ini digunakan untuk membuat spesifikasi option TCP. Setia option terdiri atas sebuah oprtion number ( 1 byte)
- 0 akhir dari option list
- 1 tidak ada operasi
- 2 ukuran maksimum segmen
- Padding : diisi untuk memastikan bahwa header berukuran multiple 32-bit.
ENKAPSULASI DAN DEKAPSULASI
1.Pengguna (end user) berhubungan dengan lapisan aplikasi dan mengirim data (message) melalui lapisan tersebut.
2. Memasuki lapisan transport, data ini kemudian dikemas dengan menambahkn informasi tentang protocol dilapisan tersebut. Informasi ini sering disebut sebagai Header.
3. Pembungkus header ini disebut sebagai enkapsulasi dan pada layer 4 disebut sebagai Segment.
4. Memasuki lapisan transport, data ini kemudian dikemas dengan menambahkn informasi tentang protocol dilapisan tersebut. Informasi ini sering disebut sebagai Header.
5. Segment selanjutnya dikirim ke lapisan network sebagai Data. Kemudian data tersebut dikemas dengan informasi yang relevan untuk layer-3 berupa header.
6. Pada lapisan network, layer-3 header dan data disebut sebagai Paket.
7. Memasuki layer-2 paket tersebut kembali diberikan informasi yang disebut sebagai layer-2 header. Data ini kemudian disebut sebagai Frame.
8. Frame kemudian memasuki layer-1 (physical layer) dan diubah menjadi bitstream yang akhirnya ditranmisikan ke tujuan.
9. Pada tujuan, bit stream ini kemudian diubah menjadi Frame.
10. Frame-header kemudian dilepas dan dikirim ke layer-3 sebagai Paket.
11. Paket selanjutnya melepas Header dan mengirim data tersebut ke layer-4 sebagai Segment.
12. Segment kemudian melepas layer-4 header dan memberikan data ke layer -5,6,7 yang akhirnya diterima oleh user sebagai data.
13. Proses pelepasan header dari layer ke layer disebut sebagai DEKAPSULASI
Pengertian Enkapsulasi dan Dekapsulasi
Enkapsulasi (bahasa Inggris:encapsulation), secara umum merupakan sebuah proses yang membuat satu jenis paket data jaringan menjadi jenis data lainnya. Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protokol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protokol yang berada pada lapisan yang lebih tinggi dan meletakkan data ke format data yang dipahami oleh protokol tersebut. DalamOSI Reference Model , proses enkapsulasi yang terjadi pada lapisan terendah umumnya disebut sebagai "framing". Beberapa jenis enkapsulasi lainnya antara lain:
Frame Ethernet yang melakukan enkapsulasi terhadap datagram yang dibentuk oleh Internet Protocol (IP), yang dalam datagram tersebut juga melakukan enkapsulasi terhadap paket data yang dibuat oleh protokol TCP atau UDP. Data yang dienkapsulasi oleh protokol TCP atau UDP tersebut sendiri merupakan data aktual yang ditransmisikan melalui jaringan.
Frame Ethernet yang dienkapsulasi ke dalam bentuk frame Asynchronous Transfer Mode (ATM) agar dapat ditransmisikan melalui backbone ATM.
Lapisan data-link dalam OSI Reference Model merupakan lapisan yang bertanggung jawab dalam melakukan enkapsulasi atau framing data sebelum dapat ditransmisikan di atas media jaringan (kabel, radio, dan kabel ) Dalam teknologi jaringan Local Area Network (LAN), hal ini dilakukan oleh Carrier sense multiple access with collision detection (CSMA/CD) untuk jaringan Ethernet; token-passing untuk jaringan Token Ring, dan lain-lain.
Enkapsulasi adalah suatu proses untuk menyembunyikan atau memproteksi suatu proses dari kemungkinan interferensi atau penyalahgunaan dari luar sistem sekaligus menyederhanakan penggunaan sistem itu sendiri, juga membuat satu jenis paket data jaringan menjadi jenis data lainnya. Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protokol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protokol yang berada pada layer yang lebih tinggi dan meletakkan data ke format data yang dipahami oleh protokol tersebut. Akses ke internal sistem diatur sedemikian rupa melalui seperangkat interface.
Dengan enkapsulasi data menjadi memiliki identitas. Contoh sederhana proses enkapsulasi dalam proses pengiriman surat, jika sebuah surat akan dikirim namun tanpa adanya amplop, alamat dan perangko. Surat tersebut hendaknya memiliki identitas agar dapat sampai ke tujuan, jika tidak memiliki identitas maka surat tersebut tidak akan dapat sampai ke tujuan. Amplop dengan alamat dan perangko sama dengan enkapsulasi pada data.
Proses enkapsulasi berbeda-beda dalam tiap layernya, berikut prosesnya :
1. Awalnya data dibuat, ketika memulai proses pengiriman, data turun melalui Application layer (layer 7) yang bertanggung jawab dalam pertukaran informasi dari komputer ke jaringan, pada dasarnya layer ini merupakan interface antara jaringan dengan aplikasi yang digunakan user. Dapat juga disebut bahwa layer ini berfungsi untuk mendefinisikan request dari user.
Kemudian data diteruskan ke layer Presentation (layer 6), yang mana layer ini bertanggung jawab dalam menentukan apakah ia perlu untuk melakukan enkripsi terhadap request ini ataupun ke bentuk lain dari translasi data. Jika proses sudah lengkap, selanjutnya ditambahakan informasi yang diperlukan.
Lalu di forward ke Session layer (layer 5) yang mana layer ini akan memeriksa apakah aplikasi merequest suatu informasi dan memverifikasi layanan yang direquest itu pada server.
Setiap informasi yang akan dilewatkan ditambahkan header setiap turun 1 layer . Namun, pada pemrosesan layer 5, 6 dan 7 terkadang tidak diperlukan adanya header. Ini dikarena-kan tidak ada informasi baru yang perlu diproses.
2. Sampailah data di Transport layer (layer 4), memastikan bahwa ia mempunya suatu koneksi yang sudah tepat dengan server dan memulai proses dengan mengubah informasi itu ke bentuk segment. Pengecekan error dan penggabungan data yang berasal dari aplikasi yang sama dilakukan di layer transport ini serta keutuhan data di jamin pula di sini. Terbentuk L4PDU dari proses ini.
3. Selanjutnya segment tersebut diteruskan ke Network layer (layer 3), disini diterima segment-segment tadi dan ditambahkan alamat network untuk station yang me-request dan alamat network untuk server yang direquest. Segment-segment tersebut akan diubah menjadi packet-packet, Kemudian layer Network membuat header Network, dimana didalamnya terdapat juga alamat layer Network, dan ditempatkan L4PDU dibaliknya, dan terbentuklah L3PDU.
4. Kemudian packet-packet tadi dilewatkan ke layer Data Link (layer 2) dan paket-paket tadi diatur dan kemudian akan dibungkus lagi ke dalam individual frame, salah satu contoh dalam proses ini adalah memberikan alamat MAC tujuan dan MAC address sumber yang kemudian informasi tersebut digunakan untuk membuat trailer. Dikarenakan suatu paket dapat dikirimkan melalui banyak sekali perangkat dan router, disinilah peran MAC Address dalam mengirimkan paket antara satu router dan router lainnya. Kemudian akan ditransmisikan ke media. Seluruh informasi yanng ditambahkan oleh tiap layer sebelumnya (sebagai suatu actual file request) harus cocok ke dalam ukuran 46-1500 byte data field pada frame ethernet. Data link layer bertanggung jawab untuk mengirimkan frame menurut topologi yang digunakan. Terbentuklah L2PDU pada proses ini.
5. Terakhir, sampailah data di layer Physical (layer 1), informasi akan dibawa dari source menuju destination. Karena Physical layer tidak mengenal frame, ia akan melewatkan informasi itu ke bentuk bits. Tidak terjadi penambahan header pada layer ini. Layer Physical ini berhubungan dengan perangkat keras. Akhirnya bit-bit tersebut nantinya akan disinkronisasi dan kemudian diubah menjadi sinyal listrik yang berupa tinggi rendahnya tegangan dan selanjutnya ditransmisikan melalui media. Misalnya dari kabel ke tujuan, hal ini sesuai dengan karakteristik lapisan Physical layer yang menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit berpindah melalui medium fisik.
Pada tiap layer terdapat LxPDU (Layer N Protocol Data Unit), dimana merupakan bentuk dari byte pada header-trailer pada data. PDU merupakan proses-proses pada setiap layer dari model OSI. Pada tiap-tiap layer juga terbentuk bentukan baru, pada layer 2 PDU termasuk header dan trailer disebut bentukan frame. Pada layer 3 disebut paket (packet). Sedangkan pada layer 4 disebut segmen (segment).
Setelah dilakukan proses enkapsulasi, lalu dikirimkan ke server dan server akan melakukan proses tadi secara terbalik, yaitu dari Physical layer ke Application layer, proses ini disebut dekapsulasi. Jika pada enkapsulasi dilakukan pembungkusan, maka pada dekapsulasi akan melakukan pembukaan dari bungkus-bungkus tadi melalui layer-layer nya.
Handshaking
Adalah proses yang mengatur dan mengendalikan aliran data antar 2 peranti.
Hanshaking diperlukan untuk mengakomodasi ketepatan waktu pengiriman data antara komputer dan terminal, atau periferal.
Beberapa handshaking secara umum diperlukan karena komputer dan terminal mungkin beroperasi pada kecepatan yang berbeda.
Jalur handshake biasanya ditambahkan untuk mengendalikan waktu yang tepat untuk pengiriman data.
2. Memasuki lapisan transport, data ini kemudian dikemas dengan menambahkn informasi tentang protocol dilapisan tersebut. Informasi ini sering disebut sebagai Header.
3. Pembungkus header ini disebut sebagai enkapsulasi dan pada layer 4 disebut sebagai Segment.
4. Memasuki lapisan transport, data ini kemudian dikemas dengan menambahkn informasi tentang protocol dilapisan tersebut. Informasi ini sering disebut sebagai Header.
5. Segment selanjutnya dikirim ke lapisan network sebagai Data. Kemudian data tersebut dikemas dengan informasi yang relevan untuk layer-3 berupa header.
6. Pada lapisan network, layer-3 header dan data disebut sebagai Paket.
7. Memasuki layer-2 paket tersebut kembali diberikan informasi yang disebut sebagai layer-2 header. Data ini kemudian disebut sebagai Frame.
8. Frame kemudian memasuki layer-1 (physical layer) dan diubah menjadi bitstream yang akhirnya ditranmisikan ke tujuan.
9. Pada tujuan, bit stream ini kemudian diubah menjadi Frame.
10. Frame-header kemudian dilepas dan dikirim ke layer-3 sebagai Paket.
11. Paket selanjutnya melepas Header dan mengirim data tersebut ke layer-4 sebagai Segment.
12. Segment kemudian melepas layer-4 header dan memberikan data ke layer -5,6,7 yang akhirnya diterima oleh user sebagai data.
13. Proses pelepasan header dari layer ke layer disebut sebagai DEKAPSULASI
Pengertian Enkapsulasi dan Dekapsulasi
Enkapsulasi (bahasa Inggris:encapsulation), secara umum merupakan sebuah proses yang membuat satu jenis paket data jaringan menjadi jenis data lainnya. Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protokol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protokol yang berada pada lapisan yang lebih tinggi dan meletakkan data ke format data yang dipahami oleh protokol tersebut. DalamOSI Reference Model , proses enkapsulasi yang terjadi pada lapisan terendah umumnya disebut sebagai "framing". Beberapa jenis enkapsulasi lainnya antara lain:
Frame Ethernet yang melakukan enkapsulasi terhadap datagram yang dibentuk oleh Internet Protocol (IP), yang dalam datagram tersebut juga melakukan enkapsulasi terhadap paket data yang dibuat oleh protokol TCP atau UDP. Data yang dienkapsulasi oleh protokol TCP atau UDP tersebut sendiri merupakan data aktual yang ditransmisikan melalui jaringan.
Frame Ethernet yang dienkapsulasi ke dalam bentuk frame Asynchronous Transfer Mode (ATM) agar dapat ditransmisikan melalui backbone ATM.
Lapisan data-link dalam OSI Reference Model merupakan lapisan yang bertanggung jawab dalam melakukan enkapsulasi atau framing data sebelum dapat ditransmisikan di atas media jaringan (kabel, radio, dan kabel ) Dalam teknologi jaringan Local Area Network (LAN), hal ini dilakukan oleh Carrier sense multiple access with collision detection (CSMA/CD) untuk jaringan Ethernet; token-passing untuk jaringan Token Ring, dan lain-lain.
Enkapsulasi adalah suatu proses untuk menyembunyikan atau memproteksi suatu proses dari kemungkinan interferensi atau penyalahgunaan dari luar sistem sekaligus menyederhanakan penggunaan sistem itu sendiri, juga membuat satu jenis paket data jaringan menjadi jenis data lainnya. Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protokol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protokol yang berada pada layer yang lebih tinggi dan meletakkan data ke format data yang dipahami oleh protokol tersebut. Akses ke internal sistem diatur sedemikian rupa melalui seperangkat interface.
Dengan enkapsulasi data menjadi memiliki identitas. Contoh sederhana proses enkapsulasi dalam proses pengiriman surat, jika sebuah surat akan dikirim namun tanpa adanya amplop, alamat dan perangko. Surat tersebut hendaknya memiliki identitas agar dapat sampai ke tujuan, jika tidak memiliki identitas maka surat tersebut tidak akan dapat sampai ke tujuan. Amplop dengan alamat dan perangko sama dengan enkapsulasi pada data.
Proses enkapsulasi berbeda-beda dalam tiap layernya, berikut prosesnya :
1. Awalnya data dibuat, ketika memulai proses pengiriman, data turun melalui Application layer (layer 7) yang bertanggung jawab dalam pertukaran informasi dari komputer ke jaringan, pada dasarnya layer ini merupakan interface antara jaringan dengan aplikasi yang digunakan user. Dapat juga disebut bahwa layer ini berfungsi untuk mendefinisikan request dari user.
Kemudian data diteruskan ke layer Presentation (layer 6), yang mana layer ini bertanggung jawab dalam menentukan apakah ia perlu untuk melakukan enkripsi terhadap request ini ataupun ke bentuk lain dari translasi data. Jika proses sudah lengkap, selanjutnya ditambahakan informasi yang diperlukan.
Lalu di forward ke Session layer (layer 5) yang mana layer ini akan memeriksa apakah aplikasi merequest suatu informasi dan memverifikasi layanan yang direquest itu pada server.
Setiap informasi yang akan dilewatkan ditambahkan header setiap turun 1 layer . Namun, pada pemrosesan layer 5, 6 dan 7 terkadang tidak diperlukan adanya header. Ini dikarena-kan tidak ada informasi baru yang perlu diproses.
2. Sampailah data di Transport layer (layer 4), memastikan bahwa ia mempunya suatu koneksi yang sudah tepat dengan server dan memulai proses dengan mengubah informasi itu ke bentuk segment. Pengecekan error dan penggabungan data yang berasal dari aplikasi yang sama dilakukan di layer transport ini serta keutuhan data di jamin pula di sini. Terbentuk L4PDU dari proses ini.
3. Selanjutnya segment tersebut diteruskan ke Network layer (layer 3), disini diterima segment-segment tadi dan ditambahkan alamat network untuk station yang me-request dan alamat network untuk server yang direquest. Segment-segment tersebut akan diubah menjadi packet-packet, Kemudian layer Network membuat header Network, dimana didalamnya terdapat juga alamat layer Network, dan ditempatkan L4PDU dibaliknya, dan terbentuklah L3PDU.
4. Kemudian packet-packet tadi dilewatkan ke layer Data Link (layer 2) dan paket-paket tadi diatur dan kemudian akan dibungkus lagi ke dalam individual frame, salah satu contoh dalam proses ini adalah memberikan alamat MAC tujuan dan MAC address sumber yang kemudian informasi tersebut digunakan untuk membuat trailer. Dikarenakan suatu paket dapat dikirimkan melalui banyak sekali perangkat dan router, disinilah peran MAC Address dalam mengirimkan paket antara satu router dan router lainnya. Kemudian akan ditransmisikan ke media. Seluruh informasi yanng ditambahkan oleh tiap layer sebelumnya (sebagai suatu actual file request) harus cocok ke dalam ukuran 46-1500 byte data field pada frame ethernet. Data link layer bertanggung jawab untuk mengirimkan frame menurut topologi yang digunakan. Terbentuklah L2PDU pada proses ini.
5. Terakhir, sampailah data di layer Physical (layer 1), informasi akan dibawa dari source menuju destination. Karena Physical layer tidak mengenal frame, ia akan melewatkan informasi itu ke bentuk bits. Tidak terjadi penambahan header pada layer ini. Layer Physical ini berhubungan dengan perangkat keras. Akhirnya bit-bit tersebut nantinya akan disinkronisasi dan kemudian diubah menjadi sinyal listrik yang berupa tinggi rendahnya tegangan dan selanjutnya ditransmisikan melalui media. Misalnya dari kabel ke tujuan, hal ini sesuai dengan karakteristik lapisan Physical layer yang menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit berpindah melalui medium fisik.
Pada tiap layer terdapat LxPDU (Layer N Protocol Data Unit), dimana merupakan bentuk dari byte pada header-trailer pada data. PDU merupakan proses-proses pada setiap layer dari model OSI. Pada tiap-tiap layer juga terbentuk bentukan baru, pada layer 2 PDU termasuk header dan trailer disebut bentukan frame. Pada layer 3 disebut paket (packet). Sedangkan pada layer 4 disebut segmen (segment).
Setelah dilakukan proses enkapsulasi, lalu dikirimkan ke server dan server akan melakukan proses tadi secara terbalik, yaitu dari Physical layer ke Application layer, proses ini disebut dekapsulasi. Jika pada enkapsulasi dilakukan pembungkusan, maka pada dekapsulasi akan melakukan pembukaan dari bungkus-bungkus tadi melalui layer-layer nya.
Handshaking
Adalah proses yang mengatur dan mengendalikan aliran data antar 2 peranti.
Hanshaking diperlukan untuk mengakomodasi ketepatan waktu pengiriman data antara komputer dan terminal, atau periferal.
Beberapa handshaking secara umum diperlukan karena komputer dan terminal mungkin beroperasi pada kecepatan yang berbeda.
Jalur handshake biasanya ditambahkan untuk mengendalikan waktu yang tepat untuk pengiriman data.
PROTOKOL
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras.
Protokol perlu diutamakan pada penggunaan standar teknis, untuk menspesifikasi bagaimana membangun komputer atau menghubungkan peralatan perangkat keras. Protokol secara umum digunakan pada komunikasi real-time dimana standar digunakan untuk mengatur struktur dari informasi untuk penyimpanan jangka panjang.
Sangat susah untuk menggeneralisir protokol dikarenakan protokol memiliki banyak variasi didalam tujuan penggunaanya. Kebanyakan protokol memiliki salah satu atau beberapa dari hal berikut:
- Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer atau mesin lainnya.
- Melakukan metode "jabat-tangan" (handshaking).
- Negosiasi berbagai macam karakteristik hubungan.
- Bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pesan.
- Bagaimana format pesan yang digunakan.
- Yang harus dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak sempurna.
- Mendeteksi rugi-rugi pada hubungan jaringan dan langkah-langkah yang dilakukan selanjutnya
- Mengakhiri suatu koneksi.
Untuk memudahkan memahami Protokol, kita mesti mengerti Model OSI. Dalam Model OSI terdapat 7 layer dimana masing-masing layer mempunyai jenis protokol sesuai dengan peruntukannya.
Prinsip-prinsip Desain Protokol
Dalam membuat protokol ada tiga hal yang harus dipertimbangkan, yaitu efektivitas, kehandalan, dan Kemampuan dalam kondisi gagal di network.
Standarisasi Protokol
Agar protokol dapat dipakai untuk komunikasi diberbagai pembuat perangkat maka dibutuhkan standarisasi protokol. Banyak lembaga dunia yang bekerja untuk standarisasi protokol. Yang saat ini banyak mengeluarkan standarisasi protokol yaitu IETF, ETSI, ITU, dan ANSI.
http://teknik-informatika.com/protocol-data-unit-tcp/
http://id.wikipedia.org/wiki/Protokol_%28komputer%29
http://www.blogger.com/Sumber%20:%20http://id.wikipedia.org%20dan%20http://30-menit.blogspot.com/2009/10/simplexfull-duplexdan-half-duplex.html
http://teknik-informatika.com/model-referensi-osi/
http://feyleo83.blogspot.com/2008/12/terminologi-jaringan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar